D14N
"Puisi Hujan"
Duduk melamun memandang air yang jatuh dari tepi genteng.
Hujan rintik tak kunjung reda membawa sukma jauh mengembara ke masa kanak
Tak gentar oleh dingin yang meng gigit tulang namun hangat oleh keceriaan ketika
khusuk bermain Bola plastik di lapangan kecil yang tergenang
Hingga magrib menjemput malam ketika lembayung membiaskan warna pelangi di cakrawala
Aroma minyak kayu putih se usai mandi dan omelan ibu bernada kasih sayang tak berbatas
masih ter ngiang saat menyantap nasi hangat dengan tahu dan tempe,..
masa masa indah tak terganti kan ..
Gelembung air yang pecah oleh tetesan air dari tepi genteng
Menyadar kan aku pada ke kinian…
Ke dewasaan yang melelah kan…
|
« - ··.·÷×Rümãh÷SîPüt×÷·.··»
Puisi Hujan Puisi Hujan
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)